Senin, 17 Januari 2011

Pola Transportasi Makro Jakarta


Kemacetan di JL. Gatot Subroto, Pancoran
Dalam moda transportasi Jakarta memiliki problem tersendiri, kemacetan yang semakin hari semakin meraja lela, kalau di istilahkan penyakit ini "semakin kronis" yang membuat warga pengguna jalan stres, hampir setiap hari di jalan protokol, bahkan jalan di penjuru Jakarta macet, tidak heran lagi Jakarta akan menjadi macet total, bukan hanya sekadar wacana tetapi akan menjadi kenyataan. Bisa dibayangkan kemcetan yang terjadi saat ini membuat jarak tempuh yang relatif dekat bisa memakan waktu yang relatif banyak, volume perkembangan kendaraan lebih cepat dibandingkan volume perkembangan jalan, kemacetan pun tidak hanya terjadi waktu jam kerja, tetapi hari libur pun masih terkena mecet. Kebijakan pemerintah mengenai pun masih setengah-setengah dalam menjalankan kebijakannya. Jakarta sendiri sebenarnya telah memiliki road map untuk pembangunan angkutan masal untuk mengatasi penyakit “kronis” kemacetan ini. Pembangunan angkutan masal yang dimaksud terdiri dari beberapa moda yaitu :

1. Bus Rapid Transit (BRT)

Bus Rapid Transit di Jakarta diwujudkan dalam bentuk Transjakarta atau biasa juga disebut dengan Busway.  Dengan dibangunnya beberapa koridor busway di Jakarta, sejauh ini telah beroperasi 10 koridor busway dari 15 koridor yang direncanakan. Busway ini sebenarnya memberikan harapan bagi warga ibukota untuk menjawab solusi kemacetan yang ada karena memiliki keunggulan dari bus umum lainnya. Busway dilengkapi dengan pendingin udara, waktu tempuh yang relatif cepat dibanding kendaraan umum lainnya, dan memilki jalur khusus sehingga tidak terkena dampak macet. Namun implementaasinya busway masih menuai banyak kendala diantaranya waktu tempuh bus dari satu halte ke halte lain semakin lama sebagai akibat dari tidak sterilnya jalur busway seperti jalur kodidor IX, kurangnya jumlah bus dibandingkan dengan tingginya jumlah penumpang sehingga penumpang terpaksa penuh sesak di dalam bus, terbatasnya pengisian tempat pengisian Bahan Bakar Gas (BBG), dan menurunnya kualitas prasarana busway seperti shelter busway yang rusak serta jembatan menuju shelter yang tidak nyaman.


2. Light Rapid Transit (LRT)

Rancangan Monorail
Light Rapid Transit (LRT) yang direncanakan untuk DKI Jakarta adalah pembangunan monorail. Monoraill Jakarta adalah sebuah sistem MassTransit dengan kereta rel tunggal (monorel) dengan jakur elevated, nasib proyek monorel yang mandek sejak tahun 2004 hingga kini belum jelas pembangunannya tersendat alias terkatung katung pembangunnya. Rencananya monorail ini terdiri dari dua koridor yang melintas di dalam kota yaitu :
  • Blue Line   : Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy (13 km)
  • Green Line : Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi (14 km). Koridor ini akan mengelilingi segitiga emas Jakarta dimana terdapat pusat kawasan bisnis dan perkantoran (Central Business District). 
Sayang sekali untuk transportasi ini Jakarta masih jauh, mungkin 5-10 tahun baru bisa merasakan  hehe....


3. Mass Rapid Transit (MRT)
    Add caption
    Proyek MRT akan dimulai dengan pembangunan jalur MRT 14.5 km dari Terminal Lebak Bulus hingga Stasiun Dukuh Atas. Pembangunan jalur pertama ini akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan untuk meneruskan jalur Dukuh Atas menuju Stasiun Kota yang akan disebut jalur utara -selatan serta pengembangan jalur timur-barat.
    Ini merupakan simbol bahwa kota Jakarta akan menjadi kota yang sejajar dengan kota Megapolitan Asia seperti Singapura, Hongkong, Bangkok, New Delhi, Seoul dan Tokyo. Proyek akan dibangun dalam dua jenis lintasan, Proyek MRT JAKARTA ini telah ditanda tangani di Jakarta 25 Maret 2009 dengan tahap petama 4 stasiun bawah-tanah dan 8 stasiun layang. Kedua jenis lintasan itu adalah :
    • Kota-Dukuh Atas (7 km di bawah tanah/subway).Akan dibangun subway mengingat jalur ini lebih memungkinkan dengan subway dengan alasan teknis yaitu banyaknya rintangan yang berbentuk persimpangan, padatnya lalu lintas di sepanjang koridor tersebut. Dari Dukuh Atas ke Monas dapat dimanfatkan di bawah jalur hijau tengah Jl Thamrim, sedangkan di Monas juga akan memanfatkan jalur tengah jalan, kemudian dari Harmoni sampai Kota dapat memanfatkan di bawah Kali dan jalan (Hayam Wuruk/Gajah Mada). Salah satu metode untuk membangun lintasan di bawah suatu litasan jalan atau kali adalah open cut-and-cover methods (digali terbuka kemudian ditutup), sedangkan untuk yang tidak memungkinkan secara ini dipakai deep bore tunneling methods (pengeboran terowongan bawah tanah).
    • Dukuh Atas-Lebak Bulus (14 km di atas permukaan tanah/elevated). Akan dibangun layang (elevated) di sepanjang koridor tersebut.
    Dari ketiga pola transportasi makro di atas, hanya Transjakarta yang baru beroperasi, itupun masih banyak menui kendala dan perlu perbaikan, baik secara teknis maupun pelayanannya. Untuk mororel dan subway Jakarta masih bermimpi kali ya karena pastinya banyak sekali kendala, apalagi dana untuk proyek ini sangat tinggi. Jadi kapan Indonesia bisa maju seperti negara tetangga, bukan cuma kemajuan teknologi dalam moda transportasi tetapi hal ini adalah untuk memecahkan kemacetan yang semakin kronis (Jakarta),.......

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar